Berikut Ini Hindari Kesalahan Dalam Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Merumuskan tujuan pembelajaran adalah hal yang sangat penting dalam menentukan kesuksesan proses belajar mengajar. Akan tetapi, terdapat beberapa hal yang perlu dihindari saat merumuskan tujuan pembelajaran. Tidak hanya menghindari kesalahan dalam merumuskan tujuan, tetapi juga memperhatikan konteks pembelajaran yang tepat agar tujuan dapat dicapai dengan efektif. Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai hal yang perlu dihindari dalam merumuskan tujuan pembelajaran agar pembelajaran menjadi lebih efektif dan menjadikan siswa lebih berkembang.

Yang Perlu Dihindari Dalam Merumuskan Tujuan Pembelajaran Adalah:

1. Tujuan yang terlalu umum atau terlalu spesifik
Tujuan yang terlalu umum akan menyulitkan guru dalam menentukan strategi pembelajaran dan alat yang tepat untuk mencapainya. Sementara, tujuan yang terlalu spesifik seringkali melupakan konteks pembelajaran dan mengabaikan aspek lain yang mungkin terjadi.

2. Menentukan tujuan yang tidak relevan dengan konteks pembelajaran
Penting bagi guru untuk mempertimbangkan konteks pembelajaran dan lingkungan sekitarnya saat merumuskan tujuan pembelajaran. Dalam hal ini, guru dapat menghindari menetapkan tujuan yang tidak relevan atau bahkan kontraproduktif.

3. Tidak mempertimbangkan kebutuhan siswa
Tujuan pembelajaran harus mengakomodasi kebutuhan dan kemampuan siswa. Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda dan dapat menyebabkan perbedaan dalam cara mereka berpartisipasi dan merespon pembelajaran.

4. Tidak memperhatikan nilai-nilai atau etika
Tujuan pembelajaran yang terlalu terfokus pada aspek akademis saja dapat mengabaikan pentingnya membangun kepribadian yang baik. Oleh karena itu, guru harus memasukkan nilai-nilai atau etika yang penting ke dalam tujuan pembelajaran.

5. Tidak menghasilkan pembelajaran yang merangsang
Tujuan pembelajaran sebaiknya menghasilkan keinginan siswa untuk terus belajar agar mereka merasa lebih terdorong dan termotivasi dalam proses belajar mengajar.

6. Tidak melibatkan siswa secara aktif
Proses pembelajaran yang efektif adalah di mana siswa diberi kesempatan untuk aktif terlibat dalam pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus mempertimbangkan hal tersebut ketika merumuskan tujuan pembelajaran.

7. Tidak merumuskan tujuan pembelajaran realistis
Guru harus mempertimbangkan keterampilan dan tingkat kemampuan siswa. Tujuan pembelajaran yang terlalu sulit atau terlalu mudah dapat menimbulkan rasa frustasi atau bosan pada siswa.

8. Tidak mempertimbangkan waktu dan sumber daya
Mendefinisikan tujuan pembelajaran harus didasarkan pada waktu dan sumber daya yang tersedia. Hal ini dapat membantu guru untuk menentukan tujuan belajar yang realistis dan mencapainya dalam waktu yang ditentukan.

9. Tidak mengembangkan kemampuan interaksi sosial
Siswa harus diajarkan untuk berinteraksi secara efektif satu sama lain dalam kelompok atau tim. Oleh karena itu, merumuskan tujuan pembelajaran yang mengembangkan kemampuan sosial sangatlah penting.

10. Mengabaikan aspek kreativitas dan imajinasi siswa
Kreativitas dan imajinasi memiliki peran penting dalam mengembangkan kemampuan siswa. Oleh karena itu, tujuan pembelajaran sebaiknya mempertimbangkan aktivitas yang dapat mengembangkan kreativitas siswa secara menyeluruh.

.

Menghindari Tujuan Pembelajaran Yang Terlalu Umum

Penting bagi para pengajar dan instruktur untuk memastikan bahwa tujuan pembelajaran yang mereka buat tidak terlalu umum. Tujuan yang terlalu umum cenderung tidak spesifik, sehingga sulit untuk diukur dan diwujudkan dalam tindakan nyata di dalam kelas.

Sebagai contohnya, sebuah tujuan pembelajaran yang terlalu umum adalah “mengajar siswa untuk menyukai matematika.” Tujuan ini terdengar baik, namun sulit untuk dievaluasi secara konkret karena tidak ada parameter atau standar yang jelas. Sebagai gantinya, pengajar bisa membuat tujuan pembelajaran yang lebih spesifik seperti “membuat siswa mampu memecahkan soal matematika tingkat dasar dengan benar.”

Tujuan Pembelajaran Yang Tidak Sesuai Dengan Keperluan Siswa

Penting bagi para pengajar dan instruktur untuk memastikan bahwa tujuan pembelajaran yang mereka buat sesuai dengan kebutuhan dan keinginan siswa. Jika tujuan pembelajaran tidak sesuai dengan kebutuhan siswa, maka siswa tidak akan merasa tertarik dan motivasi untuk mencapai tujuan tersebut akan rendah.

Sebagai contohnya, sebuah tujuan yang tidak sesuai dengan kebutuhan siswa adalah “membuat siswa mampu mengeja semua kata dalam kamus.” Tujuan ini mungkin penting, namun tidak sesuai dengan kebutuhan sebagian besar siswa, terutama jika mereka sudah mahir dalam mengeja kata-kata tersebut.

Tujuan Pembelajaran Yang Tidak Relevan Dengan Konteks Siswa

Penting bagi para pengajar dan instruktur untuk memastikan bahwa tujuan pembelajaran mereka terkait dengan konteks siswa. Siswa akan merasa tertarik pada tujuan pembelajaran yang relevan dan bermanfaat untuk masa depan mereka.

Sebagai contohnya, jika seorang pengajar mengajar siswa di daerah pedesaan, tujuan pembelajaran yang tidak relevan adalah “membuat siswa mampu mengekspresikan diri mereka dengan berbicara bahasa Inggris yang lancar.” Tujuan ini tidak relevan karena tidak sesuai dengan konteks siswa yang tinggal di pedesaan.

Tujuan Pembelajaran Yang Tidak Mencakup Seluruh Aspek Pembelajaran

Penting bagi para pengajar dan instruktur untuk memastikan bahwa tujuan pembelajaran mereka mencakup semua aspek pembelajaran yang penting. Tujuan pembelajaran yang lengkap menghasilkan siswa yang terampil dan memiliki pengetahuan yang luas.

Sebagai contohnya, sebuah tujuan pembelajaran yang tidak mencakup seluruh aspek pembelajaran adalah “membuat siswa mampu membuat tabel di Microsoft Excel.” Tujuan ini penting, namun tidak mencakup aspek lain seperti kemampuan memahami prinsip-prinsip Excel dan mampu menerapkannya dalam konteks nyata.

Tujuan Pembelajaran Yang Terlalu Tinggi Atau Terlalu Ambisius

Penting bagi para pengajar dan instruktur untuk memastikan bahwa tujuan pembelajaran mereka realistis dan dapat dicapai oleh siswa. Tujuan pembelajaran yang terlalu tinggi atau terlalu ambisius dapat menyebabkan frustrasi bagi siswa jika mereka merasa bahwa target tidak dapat dicapai.

Sebagai contohnya, sebuah tujuan pembelajaran yang terlalu tinggi adalah “mempersiapkan siswa untuk masuk ke universitas terbaik di dunia dalam 6 bulan.” Tujuan ini terlalu ambisius dan sulit untuk dicapai dalam waktu yang singkat.

Tujuan Pembelajaran Yang Terlalu Rendah Atau Terlalu Mudah

Penting bagi para pengajar dan instruktur untuk memastikan bahwa tujuan pembelajaran mereka cukup menantang bagi siswa. Tujuan pembelajaran yang terlalu rendah atau terlalu mudah dapat menyebabkan siswa merasa bosan dan enggan untuk mencapainya.

Sebagai contohnya, seorang pengajar yang memberikan tujuan pembelajaran “membuat siswa mampu menghitung 2 + 2” pada anak-anak kelas 6 SD bisa saja terlalu rendah dan tidak menantang bagi siswa.

Tujuan Pembelajaran Yang Tidak Jelas Atau Tidak Spesifik

Penting bagi para pengajar dan instruktur untuk membuat tujuan pembelajaran yang jelas dan spesifik. Tujuan yang jelas dan spesifik memastikan bahwa siswa dapat memahami apa yang mereka harapkan untuk dicapai dan tujuan tersebut dapat dievaluasi dan diukur.

Sebagai contohnya, sebuah tujuan pembelajaran yang tidak jelas adalah “membuat siswa lebih pintar.” Tujuan ini terlalu umum dan tidak memberi tahu siswa atau pengajar apa yang harapkan untuk dicapai.

Tujuan Pembelajaran Yang Terlalu Sempit

Penting bagi para pengajar dan instruktur untuk memastikan bahwa tujuan pembelajaran mereka tidak terlalu sempit atau terbatas. Tujuan pembelajaran yang terlalu sempit dapat menghambat kemampuan siswa untuk memahami konsep secara lebih luas dan menyeluruh.

Sebagai contohnya, sebuah tujuan pembelajaran yang terlalu sempit adalah “membuat siswa mampu mengeja 20 kata.” Tujuan ini terlalu terbatas dan tidak memperhitungkan kemampuan siswa untuk memahami aturan dasar dalam mengeja kata-kata yang baru.

Tujuan Pembelajaran Yang Tidak Sesuai Dengan Standar

Penting bagi para pengajar dan instruktur untuk memastikan bahwa tujuan pembelajaran mereka sesuai dengan standar yang berkaitan dengan kurikulum. Jika tujuan pembelajaran tidak sesuai dengan standar, maka siswa tidak akan mampu memenuhi persyaratan yang memiliki standar yang diberikan.

Sebagai contohnya, sebuah tujuan pembelajaran yang tidak sesuai dengan standar adalah “membuat siswa mampu memahami konsep dasar matematika.” Tujuan ini tidak sesuai dengan standar kurikulum yang mensyaratkan bahwa siswa harus mampu memahami kelompok bilangan dan operasinya.

Tujuan Pembelajaran Yang Terlalu Terperinci Atau Terlalu Rinci

Penting bagi para pengajar dan instruktur untuk memastikan bahwa tujuan pembelajaran mereka tidak terlalu terperinci atau terlalu rinci. Tujuan pembelajaran yang terperinci dapat membingungkan siswa dan menghilangkan fokus dari tujuan sebenarnya. Sedangkan tujuan pembelajaran yang terlalu rinci dapat menimbulkan kebosanan bagi siswa.

Sebagai contohnya, sebuah tujuan pembelajaran yang terlalu terperinci adalah “membuat siswa mampu memahami dan menerapkan rumus matematika.” Tujuan ini terlalu terperinci dan sulit untuk diikuti oleh siswa. Sedangkan sebuah tujuan pembelajaran yang terlalu rinci adalah “membuat siswa mampu menyelesaikan 10 soal matematika dalam 50 menit.” Tujuan ini terlalu rinci dan tidak memberikan ruang bagi siswa untuk eksplorasi dan kreativitas dalam pembelajaran. Oleh karena itu, para pengajar dan instruktur harus membuat tujuan pembelajaran yang seimbang antara terperinci dan tidak terlalu rinci.

Kesalahan Umum yang Sering Dilakukan dalam Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, seringkali terdapat beberapa kesalahan umum yang dilakukan oleh para pengajar. Berikut adalah beberapa kesalahan yang perlu dihindari dalam merumuskan tujuan pembelajaran:

1. Menggunakan Bahasa yang Sulit Dipahami oleh Siswa

Salah satu kesalahan yang sering dilakukan oleh para pengajar adalah menggunakan bahasa yang terlalu sulit dipahami oleh siswa. Hal ini dapat membuat siswa merasa kesulitan dalam memahami tujuan pembelajaran yang disampaikan. Sebagai pengajar, sebaiknya menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami agar siswa dapat dengan mudah memahami tujuan pembelajaran yang ingin disampaikan.

2. Tidak Berfokus pada Tujuan Pembelajaran yang Sebenarnya

Kesalahan lain yang sering dilakukan oleh para pengajar adalah tidak berfokus pada tujuan pembelajaran yang sebenarnya. Hal ini dapat membuat siswa kebingungan dan tidak dapat mengambil manfaat yang sebenarnya dari pembelajaran tersebut. Sebagai pengajar, pastikan untuk selalu berfokus pada tujuan pembelajaran yang sebenarnya dan hindari tujuan yang tidak relevan dengan materi yang diajarkan.

3. Tujuan Pembelajaran yang Terlalu Abstrak

Kesalahan lain yang sering dilakukan dalam merumuskan tujuan pembelajaran adalah membuat tujuan yang terlalu abstrak. Hal ini dapat membuat siswa merasa bingung dan sulit untuk mengerti. Sebaiknya, tujuan pembelajaran dibuat dengan jelas dan spesifik agar siswa dapat mengerti dengan mudah.

4. Tidak Sesuai dengan Tingkat Pemahaman Siswa

Kesalahan lain yang sering dilakukan adalah tidak mengambil kira tingkat pemahaman siswa dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Padahal, penting bagi guru untuk menyesuaikan tujuan pembelajaran yang dibuat dengan kemampuan siswa yang ada. Hal ini akan memudahkan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

5. Tidak Ada Evaluasi Mengenai Pencapaian Tujuan Pembelajaran

Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, penting bagi guru untuk tidak melupakan evaluasi dalam pencapaian tujuan pembelajaran tersebut. Evaluasi merupakan hal yang penting untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum. Selain itu, evaluasi juga penting untuk mengetahui apakah ada hal yang perlu diperbaiki dalam membuat tujuan pembelajaran yang akan datang.

No Kesalahan umum dalam merumuskan tujuan pembelajaran Solusi
1 Menggunakan bahasa yang sulit dipahami oleh siswa Gunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami
2 Tidak berfokus pada tujuan pembelajaran yang sebenarnya Selalu berfokus pada tujuan yang relevan dengan materi yang diajarkan
3 Tujuan pembelajaran yang terlalu abstrak Buat tujuan pembelajaran yang jelas dan spesifik
4 Tidak sesuai dengan tingkat pemahaman siswa Sesuaikan tujuan pembelajaran yang dibuat dengan kemampuan siswa yang ada
5 Tidak ada evaluasi mengenai pencapaian tujuan pembelajaran Jangan lupa untuk melakukan evaluasi agar dapat mengetahui apakah tujuan telah tercapai atau belum

Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, pengajar harus berhati-hati agar tidak membuat kesalahan-kesalahan yang dapat mempengaruhi efektivitas pembelajaran. Dengan menghindari beberapa kesalahan umum yang telah disebutkan di atas, diharapkan tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal dan siswa dapat lebih mudah memahami materi yang diajarkan.

Saat merumuskan tujuan pembelajaran, pastikan untuk menghindari hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan agar efektivitasnya terjaga. Simak informasi selengkapnya di artikel ini.

Terima Kasih Telah Membaca!

Semoga artikel tentang “Berikut Ini Yang Perlu Dihindari Dalam Merumuskan Tujuan Pembelajaran Adalah” dapat membantu Anda dalam merencanakan tujuan pembelajaran yang efektif. Ingatlah untuk menghindari beberapa hal di atas agar tujuan pembelajaran Anda dapat dicapai dengan baik. Jangan lupa untuk selalu mengunjungi kami di lain waktu untuk membaca artikel menarik lainnya. Sampai jumpa lagi!

Leave a Comment